lagu perjuangan

MARS MUHAMMADIYAH

Am
Sang surya telah bersinar
A Dm
Syahadat dua melingkar
F Am
Warna yang hijau berseri
Em Am
Membuatku rela hati

Ya Allah Tuhan Ribbiku
Muhammad junjunganku
Al Islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku

Reff : Am
Ditimur fajar cerah gemerlapan
A Dm
Mengusir kabut hitam
G F G
Menggugah kaum muslimin
F G Am
Tinggalkan peraduan

Lihatlah matahari telah tinggi
Diufuk timur sana
Seruan Illahi Robbi
Sami’na waatho’na Continue reading

Manajemen Organisasi

Manajemen Organisasi
Oleh : Aulia Wardhana*)

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang kokoh (Ash-Shaff:4)”.

Komitmen Organisasi
Tiga karakteristik yang berhubungan dengan komitmen organisasi menurut Cherrington (1996) adalah:
1. Keyakinan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi.
2. Kemauan untuk sekuat tenaga melakukan yang diperlukan untuk kepentingan organisasi.
3. Keinginan yang kuat untuk menjaga keanggotaan dalam organisasi. Continue reading

Manajemen Aksi Massa

Manajemen Aksi Massa

Pengertian Aksi Massa
Aksi massa adalah suatu metode perjuangan yang mengandalkan kekuatan massa dalam menekan pemerintah/pengusaha untuk mencabut atau memberlakukan kebijakan yang tidak dikehendaki massa. Aksi massa merupakan bentuk perjuangan aktif dalam rangka merubah kebijakan yang tidak sesuai dengan kehendak massa, oleh karena aksi massa mengambil bentuk yang paling dekat dengan dinamika sosial yang berjalan dalam masyarakat.

Latar Belakang Psiko-Sosiologis Aksi Massa
Dorongan terpokok yang melahirkan aksi massa adalah keinginan massa akan perubahan. Tidak bisa dipungkiri bahwa demonstrasi mahasiswa, aksi rakyat, dan gerakan lain dari kelompok kepentingan dalam rangka mewujudkan mimpi perubahan.
Manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan mendasar yang harus mendapatkan pemenuhannya. Secara sosiologis ada tiga kategori kebutuhan:

1. Kebutuhan biologis/primer, yaitu kebutuhan manusia terhadap hal-hal yang berkaitan langsung dengan jasmani manusia. Tergolong kebutuhan ini adalah makanan dan minuman, pakaian, bernafas dan istirahat, dan lain-lain. Continue reading

MANAJEMEN ACARA

MANAJEMEN ACARA

Manajemen acara adalah sebuah proses yang mau tidak mau, suka atau tidak suka harus dilakukan untuk keberhasilan suatu acara. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa berhasil tidaknya kegiatan ditentukan oleh aplikasi manajemen yang tertata dengan baik.
Manajemen
Definisi bebas dari manajemen adalah seni untuk mencapai tujuan yang dilakukan secara bersama oleh dua orang atau lebih dengan fungsi-fungsi sebagai berikut: fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengkoordinasian, fungsi pengarahan, dan fungsi pengawasan.

Manajemen terkadang diidentikkan dengan kerja-kerja dunia bisnis, tetapi pendapat ini tidak bisa dibenarkan karena manajemen meliputi banyak hal dari semua segi kehidupan. Organisasi sebagai sebuah institusi yang terdapat banyak orang didalamnya memerlukan sebuah kerangka yang jelas dalam kehidupannya. Untuk itulah manajemen menjadi sebuah kelogisan yang pasti.
Acara
Acara adalah sebuah program yang akan dilakukan secara terencana untuk suatu tujuan. Ragam acara amat banyak bergantung dari ide yang melandasi terlaksananya hal itu. berbeda dengan kegiatan yang spontan, acara dilakukan berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya.
Manajemen Acara
Definisi dari manjemen acara adalah sebuah usaha yang sistematis yang dilakukan bersama sama untuk terselenggaranya sebuah acara yang memiliki tujuan yang nantinya akan diselesaikan bersama-sama.
Manajemen acara ini harusnya dilandasi dengan dedikasi yang baik dari semua pelaku organisasi dan juga ketinggian moral yang bertanggung jawab karena sebaik apapun konsep yang telah disusun tanpa dilandasi oleh psikologi massa yang baik maka tidak akan terlaksana sebuah manajemen acara yang telah disusun. Continue reading

TUJUH KIAT SUKSES

TUJUH KIAT SUKSES

Orang sukses adalah orang yang terus mencoba, meskipun telah mengalami banyak kegagalan. Ia memandang kehidupan sebagai peluang untuk mencapai kesuksesan. Itulah kira-kira kesimpulan dari penelitian selama 40 tahun terhadap orang-orang sukses. Yang dicoba ditemukan dari mereka adalah bagaimana dan mengapa mereka tergerak untuk menjadi teratas di bidang masing-masing, dari olah raga, pendidikan, hingga pasar modal.
Apa sebenarnya yang mereka ketahui dan lakukan untuk menjadi sukses? Berikut ada tujuh hal yang dilakukan mereka dalam meraih sukses:
1. Orang sukses mau mengambil risiko. Mereka berupaya untuk mencapai target, melakukan penghematan, membangun relasi dengan banyak orang, dan gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman. David C. McClelland, seorang guru besar yang mendalami perjalanan orang-orang sukses serta telah melakukan perjalanan ke banyak negara dan melatih pengusaha kecil, menyatakan cara menjadi pengusaha kecil sukses adalah dengan menjadi pengambil risiko moderat; yang mau terus mengambil risiko untuk meraih sukses.
2. Orang sukses percaya diri dan merasakan bahwa mereka berbuat sesuatu untuk dunia. Mereka memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peranan penting di dalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai keterampilan mereka, sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada keterampilan lainnya. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka.
3. Orang sukses menikmati apa yang sedang mereka lakukan. Mereka mampu melihat pekerjaan sebagai kesenangan; mereka memilih bekerja di mana mereka dapat unggul. Orang sukses menyukai tantangan; mereka menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah di pekerjaan, lapangan tenis atau lapangan golf. Continue reading

Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah

Tonggak berdirinya Muhammadiyah sesungguhnya dimulai dari pembacaan kritis terhadap realitas disekitar kita, banyaknya ketidak adilan dan kebodohan serta pudarnya pemahaman Islam menggugah Kh. Ahmad dahlan untuk mengupayakan purifikasi dalam mempertahankan ortodoksi ajaran Islam dan berorentasi pada gerakan moral, dakwah, dan sosial. Hal ini ditunjukkan misi “amar ma’ruf nahi mungkar” dan selalu mendasarkan pad ar-ruju’u ila a-Qur’an wa as-sunnah.

Identitas Muhammadiyah sebagai gerakan moral yang berperan sebagai alat rekayasa sosial dari masa kemasa memiliki spirit pembebasan dari belenggu tradisionalisme dan konservatisme yang menggugat kemapanan tradisi. Gerakan Muhammadiyah yang membawa spirit pencerahan di tengah kekolotan tradisi , belenggu kolonialisme dan para penguasa lalim adalah bagian dari identitasnya selain sebagai gerakan sosial yang paham betul akan keadaan bangsa ini.

Dalam wilayah sosial Muhammadiyah telah banyak berperan dalam kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan terbukti dengan didirikannya rumah sakit -rumah sakit atau PKU, sedangkan dalam konteks pembangunan pendidikan bangsa Muhammadiyah mampu menunjukkan komitmennya sejak awal melalui pendidikan. Gerakan penididikan yang dilakukan Muhammadiyah ialah wujud komitmen Muhammadiyah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan pencerahan mental kepada bangsa ini.

Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammdiyah
A. Latar belakang

Matan keyakinan dan cita-cita Hidup Muhammadiyah merupakan satu dari beberapa rumusan resmi persyarikatan yang disahkan atau diptuskan dalm tanwir muhammadiyah Ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta dan kemudian diperbaiki dan diubah oleh Pimpinan Pusat Muhammdiyah berdasarkan amanat tanwir tahun 1970.
Perumusan matan dan keyakinan sesungguhnya tidak terlepas keterkaitan antara kondisi bangsa dan internal Muhammadiyah dalam perumusan matan keyaninan dan cita-cita hidup Muhammdiyah, hal yang dirumuskan adalah tentang keyaninan hidupnya, cita-cita, konsepsi, ajaran, fungsi dan misinya, fungsi agama karena rumusan MKCH merupakan rumusan tentang Muhammdiyah yang esensial dan rumusan hal-hal yang berupa prinsip-prinsip yang fundamental. Continue reading

MANAJEMEN ORGANISASI

MANAJEMEN ORGANISASI

Pendahuluan.
Sosialisasi manusia pada suatu saat akan tergugah ketika ia tidak mampu mencapai tujuannya sendiri atau ia melihat bahwa orang lain memiliki tujuan yang sama dengan dirinya. Berdasarkan persamaan-persamaan itu, kemudian mereka membentuk kelompok-kelompok dengan menggabungkan sumber daya yang mereka miliki. Pada tahap ini prosesnya masih alami. Ternyata penggabungan sumber daya tidak menjadi jawaban bagi efektifitas dan efisiensi kerja, bahkan menimbulkan masalah-masalah baru, yaitu konflik-konflik kepentingan pribadi (conflict of individual interests).
Seiring dengan kemajuan pemikiran manusia, kelompok-kelompok ini kemudian mulai mengadakan pembagian kerja dan pengalokasian sumber daya dengan lebih teratur dan terencana. Inilah cikal bakal organisasi yang kita kenal sekarang.
Pengertian Organisasi. Continue reading

PENGANTAR RETHORIKA

PENGANTAR RETHORIKA

Pengertian
Secara etimologis, rethorika adalah berasal dari bahasa latin rethor, yang berarti pidato. Di daerah kelahirannya – Syracusa, ibukota pulau Sisilia abad V sebelum masehi – Rethorika dipahami sebagai kecakapan berpidato. Rethorika menjadi populer di Athena dan semenanjung Atika berkat jasa Corax dan muridnya Tissias yang mendirikan sekolah rethorika.Akhir abad ke V SM, kaum sofis mengembangkan pengertian rethorika sebagai kecakapan berpidato untuk memenangkan suatu kasus. Pengertian tersebut kelihatannya berangkat dari sumber filsafat yang diyakini, yakni filsafat materialisme atau pragmatisme. Tokoh-tokoh yang menonjol dari kelompok ini adalah: Gorgias, Phidias, Protagoras, dan Isocrates.
Perkembangan selanjutnya rethorika diartikan sebagai “seni bertutur untuk membeberkan kebenaran”. Pemahaman tersebut berdasarkan pada filsafat idealisme. Tokoh utama rethorika yang berangkat dari pengertian ini adalah Plato dengan bukunya “Phaedrus”. Pikiran-pikiran Plato dikembangkan lebih luas dan mendalam serta menggunakan pendekatan ilmiah oleh Aristoteles dalam bukunya yang berjudul “Rethoric”. Pada intinya Aristoteles memberikan pengertian rethorika sebagai “ilmu dan seni yang digunakan untuk persuasi”. Continue reading

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN DAKWAH ISLAM

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN DAKWAH ISLAM

Landasan Hitoris Lahirnya Muhammadiyah
Kemegahan peradaban Islam berakhir dengan serbuan tentara Mongol pada pertengahan abad ke-13 yang meluluhlantakkan kota Bagdad, seiring dengan tumbuhnya benih-benih kebangkitan kembali Eropa dengan ‘renaisance’nya. Sementara Islam memasuki masa-masa zaman kegelapan sampai pada awal abad ke-19, karena sebagian besar daerah kekuasaan Islam telah menjadi daerah kekuasaan imperialisme Eropa sebagai wujud dari ‘kebangkitan’ Eropa.
Masa kegelapan Islam baru berakhir dan memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan pada awal abad ke-19. seiring dengan lahirnya tokoh-tokoh pembaharu islam dan berbagai gerakan islam di dunia Arab. Pertama, gerakan muncul di Mesir dengan tiga tokoh, yaitu : Jamaluddin Al Afghani ynag berkebangsaan Afghanistan dijuluki sebagai ‘tokoh Renaisance Islam’, Muhammad Abduh yang berkebangsan Mesir bercita-cita terwujudnya kejayaan dan kemuliaan ummat Islam di negeri mana pun, serta Rasyid Ridho dan Muhammad Iqbal. Walaupun sebelum mereka sudah terlebih tumbuh benih-benih kebangkitan melalui tokoh-tokoh seperti Ibnu Taimiyah dan Abdul Wahab dengan gerakan wahabi-nya (Islam murni). Continue reading

KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN

Pendahuluan.
Salah satu alasan berdirinya organisasi mahasiswa atau pemuda adalah sebagai sarana pengembangan kader-kader pemimpin bangsa yang tangguh untuk menyongsong masa depan. Karena itu masalah pemimpin (leader) dan kepemimpinan (leadership) selalu mendapat porsi yang strategis dalam setiap gerak dan dinamika organisasi-organisasi tersebut.
Menilik dari catatan sosio-historis perkembangan organisasi mahasiswa/pemuda di Indonesia, setiap fase sejak era kolonialisme, awal kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan telah banyak melahirkan kader-kader pemimpin bangsa, terlepas dari pasang surut yang dialami pada setiap fase sebagai respon terhadap perubahan social yang terjadi di masyarakat. Fenomena kepemimpinan secara alamiah memang akan menjadi semakin kompleks kalau dihadapkan pada realitas sosial kehidupan masyarakat yang semakin diwarnai oleh kompetisi dan konflik.
Kondisi obyektif masyarakat Indonesia yang sangat plural dan memiliki tingkat pemilahan sosial (social cleavage) yang tinggi serta relatif masih rendahnya mobilitas sosial menuntut kualifikasi kepemimpinan yang cukup tinggi sebagai syarat bagi seseorang untuk menjadi pemimpin (Gaffar,1990). Mempersiapkan calon pemimpinan bangsa di masa depan (kasus Sekolah Taman Madya Taruna Nusantara) yang mencoba mengkombinasikan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara dan semi militer. Pro dan kontra terhadap Continue reading